MUHAMMADIYAH – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa spiritualitas merupakan nafas kehidupan yang mempunyai makna dan nilai yang melampaui seseorang yang berfikir secara rasional.
“Dimensi spiritual adalah dimensi jiwa, dimensi ihsan, irfani, di dalam relasi kehidupan,” tutur Haedar dalam Halal Bi Halal Silaturahmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (24/4) di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Haedar mengatakan bahwa dalam pemaknaan para ulama, ketika kita berbuat adil, maka kita berbuat setara, ketika seseorang berbuat baik kepada kita lalu kita balas dengan kebaikan itu namanya adil.
“Tapi ihsan itu melampaui adil, ketika orang berbuat baik kepada kita, kita balas dengan kebaikan yang lebih, bahka ketika ada yang melakukan keburukan terhadap kita, lalu kita balas dengan kebaikan, itu namanya ihsan. Itu lah yang diajarkan dalam makna puasa. Perlu miraj ruhani setelah puasa, yakni naik kelas spiritualitas kita ke hal-hal yang bermakna dan melampaui. Jika praktek ihsan kita wujudkan, maka kehidupan di tengah dinamika selalu ada harmoni,” jelas Haedar.
Selain itu Haedar juga mengungkapkan bahwa semangat persatuan yang lahir dari silaturahmi harus terus dipupuk bersama.
“Jangan menunggu orang lain untuk merajut ukhuwah dan persatuan, karena ukhuwah seringkali mudah diucapkan, namun tidak mudah diwujudkan disaat ada faktor-faktor yang membuat kita retak dalam ukhuwah, entah karena adanya kepentingan materi, maupun kepentingan duniawi yang sering masuk ke dalam perilaku yang bersifat alamiyah,” imbuh Haedar.
Haedar menambahkan bahwa naluri alamiyah manusia muncul ketika sedang berebut sesuatu.
“Persatuan sering terganggu karena adanya kepentingan yang melampaui batas, maka rajut kembali tali persaudaraan tersebut di dalam momentum idulfitri ini,” ujar Haedar.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!